Apakah yang dimaksud dengan obesitas?
Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan massa lemak tubuh.

Apakah yang menyebabkan obesitas?
Pada dasarnya obesitas terjadi karena asupan makanan lebih besar daripada energi yang dikeluarkan seseorang.

Apa hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi obes?
Kemajuan teknologi ditujukan untuk memudahkan hidup manusia. Penggunaan remote control untuk berbagai peralatan elektronik, handphone, tersedianya sarana transportasi, makanan cepat saji, budaya olah raga yang belum memasyarakat, adalah hal-hal yang mengakibatkan seseorang menjadi obes.

Kapan seseorang dikatakan obes?
Parameter yang digunakan disebut Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dapat drumuskan sebagai berikut:
Berat Badan (dalam satuan kilogram)
(Tinggi Badan)2 (dalam satuan meter)

Untuk standart Asia (Asia-Pacific Perspective, Feb 2000), apabila IMT yang didapat adalah:

>23 kg/m2: Overweight
>25 kg/m2: Obesitas

Apa lagi pengukuran penting yang perlu dilakukan?
Pengukuran lingkar perut dengan menggunakan pita 'meteran'. Caranya pertama tentukan letak tulang rusuk terbawah dan tulang panggul. Kemudian tempatkan pita meteran pada jarak pertengahan antara kedua tulang tadi, dan harus sejajar dengan lantai tanpa memperhatikan letak pusar. Ukuran lingkar perut normal adalah:

Pria: <90 cm
Wanita: <80 cm

Lingkar perut adalah parameter penting untuk menentukan resiko terjadinya penyakit jantung. Semakin besar lingkar perut seseorang, resiko terjadinya penyakit jantung pada orang tersebut semakin besar.

Apakah ada cara pemeriksaan lain?
Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan, antara lain dengan menggunakan alat yang disebut BIA (Bio Impedance Analysis). Alat ini digunakan untuk mengetahui kadar lemak di dalam tubuh seseorang. Lemak dalam tubuh merupakan sumber masalah obesitas.

Apakah obesitas berbahaya?
Penelitian membuktikan semakin tinggi IMT seseorang atau semakin berlebiih massa lemak dalam tubuh seseorang, maka resiko orang tersebut mengidap penyakit jantung, diabetes, dan kelainan profil lemak juga semakin tinggi. Selanjutnya bila obesitas sebagai sumber permasalahannya tidak ditangani, maka resiko kematian juga lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas. Bahkan pada tahun 1998, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan obesitas sebagai penyebab kematian kedua di dunia setelah merokok. Penurunan berat badan yang tidak disebabkan oleh berkurangnya massa lemak dalam tubuh, tidak mengurangi resiko obesitas. Contohnya penurunan berat badan akibat berkurangnya cairan dalam tubuh (misalnya diare atau penggunaan obat obatan golongan diuretik).

Kapan seseorang harus berkonsultasi ke dokter/klinik yang menangani obesitas?

* Jika IMT-nya >23 kg/m2
* Terutama jika IMT-nya >25 kg/m2
* Jika seseorang mengidap penyakit jantung, diabetes, hipertensi, dll dengan IMT minimal >23 kg/m2
* Jika lingkar perutnya >90 cm (pria) dan >80 cm (wanita) dengan IMT >23 kg/m2
* Jika lingkar perutnya >90 cm (pria) dan >80 cm (wanita) dengan IMT <23 kg/m2, yaitu seseorang yang tidak obes tetapi berperut buncit
* Merasa ada masalah dengan berat badannya

Bagaimana cara menangani obesitas?
Pertama-tama yang perlu diketahui adalah obesitas bukan hanya masalah kosmetik/kecantikan belaka. Obesitas merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan serius melalui kerjasama ahli kesehatan dan komitmen pasien dalam menjalani penatalaksanaan berat badan terintegrasi, perubahan pola hidup, dan obat antiobesitas bila cara yang pertama gagal membantu pasien.

Berapa berat badan yang harus diturunkan seseorang yang obes?
Penaganan obesitas yang benar tidak hanya tentang menurunkan berat badan saja. Penatalaksanaan berat badan yang dinilai berhasil adalah yang terbukti dapat menurunkan berat badan dan mempertahankan berat badan yang berhasil diturunkan. Sebenarnya, hanya dengan menurunkan 5-10% berat badan sebagai langkah awal, penelitian membuktikan berbagai manfaat yang bisa didapat seseorang, yaitu:

* Penurunan tekanan darah sejalan dengan penurunan berat badan
* Perbaikan profil lipid (kolesterol, trigleserida, dll)
* Perbaikan sensitifitas insulin sehingga resiko diabetes menurun
* Penurunan resiko penyakit jantung koroner

*Rina Triana dan Ahmad Hidayat
Pemerhati masalah obesitas